Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2012

Alasan Makan dan Minum Haruslah Duduk

Gambar
Makan dan minum merupakan kebutuhan pokok bagi manusia selain rumah tinggal dan pakaian yang layak tentunya. Karena makanan dan minuman mengandung zat yang dibutuhkan bagi tubuh. Namun, sering kita jumpai beberapa orang yang dengan bangganya makan dan minum sambil berdiri. Bahkan yang mengaku diri sebagai aktifis TPA juga ada yang minum sambil berdiri. Hal ini bertolak belakang ketika mengajar di TPA yang sering saya berpesan kepada santri agar makan ataupun minum dengan posisi duduk.  Dalam hadist disebutkan “janganlah kamu minum sambil berdiri”. Dari segi kesehatan. Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer. Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal. Jika kita minum sambil berdiri. Air yang kita minum otomatis masuk tanpa disaring lagi. Langsung menuju kandung kemih. Ketika men

Problem

Problem, seandainya kau manusia akan ku bunuh dirimu agar tak mengganggu hidupku lagi. Mungkin semua orang berkata dan berpikir seperti itu. (baik di sadari atau tidak) kalau sudah dihinggapi oleh yang namanya problem, apalagi para remaja di zaman sekarang. Mereka semua menginginkan hidup yang lurus saja. Padahal, tidak ada satupun orang yang hidup di dunia ini tanpa bergemelut dengan problem. Problem memang begitu menyayat hati. Begitu dibenci oleh para insan, tapi tidak begitu untuk orang yang dekat dengan sang kholiq. Bagi mereka sebuah problem bukanlah suatu yang menyayat hati, tapi sebaliknya sebuah problem merupakan jalan untuk lebih mendekatkan diripada sang ilahi. Orang yang mempermasalahkan masalah, dia tidak akan mampu menyelesaikan masalah. Kita dapat cocokkan kata di atas dengan realita yang ada. Kebanyakan orang yang membenci problem adalah orang yang tidak menyelesaikannya, dan tanpa di sadari mereka menambah masalah mereka sendiri. Setelah itu, mereka akan

Mantra Ampuh Ubuntu

Postingan ini untuk memenuhi permintaan dari salah seorang temenku. Karena karena dia sering usil dan sering eror laptopnya karena ulahnya sendiri dan selalu dia minta mantra - mantra padaku. Hehe .. Dikirain dukun apa pakek mantra segala. Pada postingan ini, saya kasih mantra yang sedikit. Cuman 1 baris mantra. Tapi meskipun 1 baris, yang ini lebih ampuh. Nch mantranya : $ sudo rm -rf .gnome .gnome2 .gconf .gconfd .metacity Setelah itu, restart komputer anda dengan mantra sudo reboot. Tunggu beberapa saat dan lihat hasilnya. Insyaallah ubuntu anda kembali seperti semuala, yang terasa seperti punya ubuntu baru. Sudah sampai disini dulu. Jangan terlalu panjang, yang penting bermanfaat. Terima Kasih

Manusia Perkasa

Seorang anak laki-laki bertanya kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?""Karena aku seorang wanita," dia berkata kepada anaknya."Aku tidak mengerti," jawab anak laki-laki tersebut. Sang ibu memeluk anaknya dan berkata "Dan kau tidak akan pernah mengerti"Kemudian anak laki-laki tersebut bertanya kepada ayahnya "Mengapa ibu menangis tanpa ada alasan?""Semua wanita menangis tanpa ada alasan," hanya itu yang bisa dikatakan ayahnya.Anak laki-laki itu tumbuh dan menjadi seorang laki-laki dewasa, dan tetap merasa heran mengapa wanita menangis.Akhirnya dia menelepon Tuhan, dan ketika sudah terhubung, dia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"Tuhan berkata "Aku menciptakan wanita istimewa. Aku menciptakan baginya bahu yang kuat untuk memikul beban dunia, tapi begitu lembut sehingga dapat memberikan kenyamanan.""Aku memberinya kekuatan untuk melahirkan dan menahan penolakan yang k

Perempuan Di Penghujung Senja

Perempuan tua itu melangkah pulang. Pada senja yang baru saja hilang. Langkahnya terasa gamang. Beban di atas kepalanya sedikitpun tak berkurang. Begitu juga dengan satu beban lagi, yang terpanggul di pinggul kiri. Ia hanya sanggup berkeliling satu atau dua desa. Menjajakan kain dan pakaian anak yang ada dalam keranjangnya. Tak seperti dulu, saat masih muda. Lima hingga enam desa sanggup dirambahnya. Sebenarnya bisa saja ia tak pulang. Dimanapun tempatnya, ia bisa melepaskan penat yang membebat tubuhnya. Namun itu dulu, bukan sekarang! Kini ia telah dianugerahi seorang cucu, yang selalu setia menanti kedatangannya di pintu depan rumah. Kadang justru itulah yang membuatnya terbebani. Bila senja hampir tiba dan belum ada satupun barang dagangan yang terjual, rasa kalut pun memagutnya. Seperti ada kabut tertuang dari langit yang menghalangi pandangannya tiba-tiba. Seketika itulah rasa sesak menyeruak ke dalam benaknya. Tak hendak ia mengkhawatirkan diri. Ia telah terbia