Metode PENDEKATAN LEARNING EXSPEDITIONS
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN TEMA DIRI SENDIRI
MELALUI PENDEKATAN LEARNING EXSPEDITIONS SISWA
KELAS II SDLB.......................................
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman mengenai diri
sendiri melalui metode Learning
Exspeditions pada siswa kelas II SDLB ............... Peranan model
pembelajaran Learning Exspeditions
dalam meningkatkan hasil belajar IPA, Matematika, IPS dalam tema Diri sendiri
ini ditandai adanya peningkatan nilai rerata (Mean score)mulai dari siklus
pertama sampai siklus terakhir, yakni : pada siklus I 69.00; siklus 79.00 dan siklus III 83,00. Selain itu juga ditandai adanya
peningkatan presentase ketunasan belajar yaitu pada siklus I peningkatan mencapai 60.00%, siklus II
meningkat menjadi 80.00% dan pada siklus
III terjadi peningkatan mencapai
100%.
Kenyataan membuktikan bahwa
penggunaan metode pembelajaran Learning
Exspeditions dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman
mengenai Diri Sendiri pada mata pelajaran IPA, matematika dan IPS.
Kata kunci : Keterampilan Learning Exspeditions
Pendahuluan
Berbagai strategi pembelajaran dikembangkan
oleh para praktisi pendidikan di indonesia mauun di dunia, dengan segala
inovasi yang variatif. Hal ini bisa dicermati dari beberapa konsep tentang
hakekat pendidikan dan pengajaran, maka sesungguhnya aktivitas pembelajaran
akan mengalami kemajuan yang luar biasa sehingga mempengaruhi dunia pendidikan.
Adanya konsep dasar pembelajaran yang mendukung pembelajaran dinamis dan
konstruktif akan melahirkan praktik pendidikan yang baik. Mereka tidak semata
dipenuhi dengan banyak teori untuk dihafalkan, tetapi tidak berdampak bagi
dunia pendidikan.
Pembelajaran
konstektual maupun pembelajaran berbasis masalah dengan sejumlah prinsip
konseptual dasar akan menjadi pijakan bagaimana aktivitas belajar bermakna dan
bernilai guna dapat dipraktekkan sehingga memberikan makna tersendiri baik bagi
dunia pendidikan dan bagi peserta didik sendiri.
Setidaknya
membangun suasana yang kondusif agar melahirkan sebuah pembelajaran konstektual
merupakan hal yang wajib dan harus ditunaikan dengan sedemikian rupa. E. Mulyana
berpendapat bahwa suasana kondusif dalam aktivitas pembelajaran akan
membangkitkan semangat belajar. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang
punggung yang apat memberikan daya tarik sendiri.
Belajar keterampilan pada prinsipnya
terdapat empat komponen kegiatan yaitu : (1) melakukan persepsi terhadap
stimulus, (2) menggunakan pengetahuan prasyarat, (3) merencanakan respons, dan
(4) pelaksanaan respons yang dipilih. Dalam hal ini siswa hendaknya mampu
merencanakan respons yang akan diambil jika ia dilatih dan memiliki
keterampilan memproses informasi yang telah tersimpan. Keterampilan ini sangat
diperlukan terutama untuk keterampilan yang sifatnya produktif, karena
keterampilan ini sangat diperlukan tergantung pada kehadiran pengetahuan yang
dimiliki siswa, yang dibentuk melalui pengalaman pembelajaran dengan menerapkan
prinsip-prinsip umum yang relevan atau strategi khusus yang telah tersusun.
Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan keterampilan siswa dalam memahami
pesan atau perintah.
Kenyataan yang terjadi dari beberapa
guru di SDLB ......................... mengatakan bahwa sebagaian besar kelas II sedikit kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran IPA, Matematika, IPS dengan tema Diri sendiri, karena dalam
pelaksanaan diperlukan pemahaman konsep dan ketelitian. Telah diketahui bahwa
IPA, Matematika, IPS merupakan mata pelajaran utama dalam jenjang Sekolah
Dasar. Kenyataan yang terjadi saat ini,
bahwa siswa yang berada pada kelas II belum menyadari bahwa hasil belajarnya
nanti merupakan salah satu dasar untuk pembelajaran di kelas-kelas selanjutnya.
Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil
untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru yang lainnya, ampailah pada
intuisi bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa meninginkan sebuah suasana yang
harmonis dan menyenangkan. Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini
adalah rendahnya hasil belajar IPA, Matematika, IPS khususnya pada tema Diri
sendiri. Hal ini didukung adanya data yang terdapat pada ulangan harian yakni
mean skor yang telah dicapai 59.00 dalam kategori rendah, dan siswa yang
dinyatakan tuntas belajar 40.00%. terindikasi juga guru hanya mementingkan
tugas mengajar tanpa mengikutsertakan tugas membimbingnya. Dan siswa pun
akhirnya menjadi acuh tak acuh, sehingga proses pembelajaran yang terjadi di
kelas menjadi sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat diduga bahwa
akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermaksa bagi siswa. Pembelajaran yang
diberikan di sekolah menjadi sia-sia. Secara formalitas mereka sekolah hanya
untuk mendapatkan uang saku, dan akhirnya orientasi mereka bersekolah pun
menjadi lain. Sikap inilah yang kemudian dilampiaskan pada hal-hal yang tidak
diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu strategi
pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan
ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Di sini penelti menawarkan
suatu pendekatan Learning Exspeditions. Ditengarahi
dengan menerapkan pendekatan Learning
Exspeditions siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan
iklim pembelajaran menjadi kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik
dan diharapkan keterampilannya pun meningkat dalam kategori tinggi bahkan
sangat tinggi. Selain itu mean skor juga diharapkan meningkat minimal 75 sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan dan diikuti adanya
peningkatan persentase siswa yang dinyatakan tuntas belajar minimal 75% atau di
atasnya.
Penelitian ini difokuskan kepada peningkatan
hasil belajar dan aktivitas belajar bertema Diri Sendiri melalui pendekatan Learning Exspeditions siswa SDLB ................... Kelas II semester I Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah pendekatan Learning Exspeditions dapat meningkatkan hasil belajar bertema Diri
sendiri pada siswa kelas II SDLB ....................... Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015 ?
Adapun
tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar dengan tema
Diri sendiri melalui pendekatan Learning Exspeditions siswa kelas II SDLB ........................... semester I Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Metode
Penelitian
ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research), yang terdiri atas 3 siklus. Penelitian ini
dilaksanakan di SDLB .........................dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2014 pada bidang pengembangan kognitif mata
pelajaran IPA, Matematika, IPS dengan
tema Diri Sendiri.
Subyek penelitian adalah Kelas II Tunagrahita SDLB ................................berjumlah 5
siswa.
Data diperoleh dari Tes dan Non tes.
Data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
berupa peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan.
Data kualitatif menerangkan minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan
aktivitas siswa.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) pedoman observasi yang digunakan untuk mengambil data
melalui pengamatan untuk mengetahui
respon positif
dan respon negatif siswa dalam belajar IPA, Matematika dan IPS, , (2) pedoman
wawancara digunakan untuk mengambil data dengan eknik wawancara bebas terpimpin
kepada sampel yang terlihat menonjol dan bersikap positif.
Pada penelitian ini menggunakan teknik
analisis deskriptif. Yaiyu sebagai
upaya dalam menganalisis tingkat keterampilan IPA, Matematika, IPS siswa pada
tema Diri sendiri, maka setelah pembelajaran berlangsung dilakukan analisa
secara deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
Hasil belajar yang di dapat dari penelitian tindakan kelas
terhadap siswa kelas II Tunagrahita SDLB................ pada tema Diri
sendiri mata pelajaran IPA, matematika dan IPS melalui pendekatan Leaning Exspeditions menunjukkan peningkatan yang baik. Terbukti dengan
peningkatan nilai rerata hasil belajar dari sebelum siklus yang hanya sebesar 59,00 ; pada siklus I naik menjadi 69,00, pada siklus II naik menjadi 79,00 dan pada siklus III naik menjadi 83,00. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan persentase
yaitu pada siklus I hanya 60%, siklus II 80%, dan siklus III 100 %
Penggunaan Model Pendekatan Learning Exspeditions dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
pemahaman mengenai diri sendiri pada mata pelajaran IPA, Matematika dan IPS.
Hasil penelitian
diatas dapat digunakan sebagai dasar bahwa sebagaian besar siswa
mampu belajar IPA, Matematika, IPS dengan baik. Atau dapat diartikan bahwa
keterampilan siswa dalam belajar IPA, Matematika, IPS tinggi. Tidak ada siswa
yang belum dapat meningkatkan hasil belajar dengan baik. Mungkin ini disebabkan
siswa tersebut memang berketerampilan rendah. Tingginya peningkatan
keterampilan siswa dalam belajar IPA, Matematika, IPS disebabkan siswa telah
memiliki respon yang positif terhadap pelajaran IPA, Matematika, IPS yang
ditunjang dengan adanya rincian kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
disertai penggunaan pendekatan Learning
Exspeditions.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan Learning
Exspeditions dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
hasil belajar bertema Diri Sendiri pada khususnya dan keterampilan IPA,
Matematika, IPS pada umumnya.
Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dengan
menggunakan pendekatan Learning
Exspeditions dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA, Matematika, IPS
pada Tema Diri Sendiri mengalami peningkatan yang positif. Pada siklus awal
terbukti keterampilan IPA, Matematika, IPS berada pada kategori rendah, dan
pada siklus terakhir berada pada kategori tinggi. Demikian juga tentang tingkat
ketuntasan belajar IPA, Matematika,IPS pada siklus pertama hanya 3 orang siswa yang
dinyatakan tuntas belajar, namun pada akhirnya di siklus terakhir terdapat 5
siswa dari jumlah keseluruhan 5 siswa
kelas II mampu memenuhi standar ketuntasan belajar IPA, Matematika, IPS dalam
arti sebagaian besar siswa dinyatakan tuntas belajar. Dengan demikian telah
terbukti bahwa siswa mampu belajar IPA, Matematika, IPS dengan baik, dan hasil
belajarnya memenuhi kriteria penilaian IPA, Matematika, IPS.
Saran
Saran dalam penelitian ini
adalah (1) hendaknya guru
mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi khususnya
pendekatan Learning Exspeditions dalam
proses pembelajaran IPA, Maematika, IPS. Jika guru berkenan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, Matematika, IPS dengan cara mengembangkan sendiri bentuk
penerapannya karena lebih sesuai dengan situasi dan kondisi kelas yang
dibinanya, (2) kepala Sekolah mendorong agar guru melakukan
penelitian tindakan kelas dengan melakukan perubahan-perubahan terhadap
strategi pembelajaran, pengembangan materi pembelajaran dan pendekatan yang
digunakan.
Daftar Acuan
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Model Penilaian Kelas. BSNP jakarta
Dirjen. Dikdasmen, 1997. Sistem Pembinan Profesional Guru. Jakarta : CV. Dwi Tunggal
Ghony, Djunaidi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : UIN Malang
Hamalik, Oemar. 2006. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Hamzah, B.Uno. 2006. Model
pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Noehi, Nasution. 1999. Evaluasi pengajaran. Jakarta : Universitas Terbuka
Permalink / Comment (166) / Email this / Tags : Penelitian Kualitatif 10.27
(Suyatno.Diposing di 46.00.0 komentar)
Silberman, Mel. 2006. Active
Learning. Boston
Komentar